Pages

Satu untuk F

Rabu, 15 Oktober 2014


Aku terbangun di sofa dengan menggenggam mawar. Mataku masih belum terbuka lebar, tapi aku melihatmu. Di sudut mataku yang lain. Benar, aku melihatmu tersenyum bahagia dengan memegang tangan laki-laki. Tapi itu bukan aku. Siapa dia? Kenapa bukan aku yang di sana? Mataku berair. Aku tak yakin ini air mata. Aku tidak pernah menangis. Apalagi karena wanita. Tapi nyatanya, ini sungguh air mataku. Untuk pertama kalinya jatuh untukmu. Wanita yang selama ini kuanggap biasa saja. Tapi itu sebelum aku kenal hatimu. Hatimu yang sederhana namun meneduhkan. Hatimu yang rendah namun menenggelamkan. Hatimu yang tenang namun menghanyutkan. Bagaimana bisa? Mudah sekali kau mencuri perhatianku yang tak pernah ada untukmu hanya dengan hatimu. Hatimu yang tak mampu ku lihat secara nyata tapi kurasakan adanya. Kau bukan sosok wanita yang kuimpikan selama ini. Bahkan kau bukan termasuk dalam daftar wanita yang ingin kukenal. Kau bukan siapa-siapa. Tapi kuakui kini ku jatuhkan hatiku padamu. Sayangnya kau tak menangkapnya. Ini semua karena kesombonganku. Keangkuhan tanganku tak mampu menggenggam lembutnya hatimu. Begitu juga kegagahanku tak mampu melawan kenyataan ini. Kau dengan laki-laki lain.
Mataku mulai terbuka lebar. Terlihat jelas aku masih di sini. Aku tersadar. Mawar ini masih ku genggam. Aku hanya bermimpi. Kehilanganmu hanya akan menjadi mimpi. Mendapatkanmu adalah nyata. Aku bergegas berdiri, berlari, berharap kau masih di sana menungguku.

Malang, 9 Oktober 2014, 19.35


 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS